Dzikrullah, memiliki fadhilah sangat luar biasa dalam aktivitas spiritual, khususnya dalam upaya meningkatkan keimanan dan ketawaan kepada Allah Shubhanahu Wata'ala. Atau bagi yang sedang melakukan perjalanan spiritual (salik) menuju CahayaNya. Bahkan keutamaannya melebihi dari do'a dan berjihad. Berikut hadits-hadits Shahih mengenai Fadhilah Dzikir.
1. DZIKIR ADALAH AMAL TERBESAR
2. DZIKIR LEBIH UTAMA DARIPADA JIHAD
Alloh Ta’ala menegaskan: وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ (العنكبوت : 45)
“Sungguh dzikir kepada Alloh adalah paling besar.
Hadits shahih berikut ini cukup menjadikan kita paham terhadap ayat di atas, yaitu:
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْ قَالُوا بَلَى قَالَ ذِكْرُ اللَّهِ تَعَالَى قَالَ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ مَا شَيْءٌ أَنْجَى مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ
Dari Abu Ad Darda` radliallahu ‘anhu ia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Maukah aku beritahukan kepada kalian mengenai amalan kalian yang terbaik, dan yang paling suci di sisi Raja (Allah) kalian, paling tinggi derajatnya, serta lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan emas dan perak, serta lebih baik bagi kalian daripada bertemu dengan musuh kemudian kalian memenggel leher mereka dan mereka memenggal leher kalian?” Mereka berkata; ya. Beliau berkata: “Berdzikir kepada Allah ta’ala.” Mu’adz bin Jabal radliallahu ‘anhu berkata2; tidak ada sesuatu yang lebih dapat menyelamatkan dari adzab Allah daripada dzikir kepada Allah. HR Tarmidzi 3299, shahih.
3. DZIKIR LAKSANA RUH
عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
Dari Abu Musa radliallahu ‘anhu dia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Permisalan orang yang mengingat Rabbnya dengan orang yang tidak mengingat Rabbnya seperti orang yang hidup dengan yang mati.” HR Bukhari 5928.
4. DZIKIR MEMBENTENGI DIRI DARI SETAN
عَنِ الْحَارِثِ الْأَشْعَرِيِّ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَمَرَ يَحْيَى بْنَ زَكَرِيَّا عَلَيْهِمَا السَّلَام بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ أَنْ يَعْمَلَ بِهِنَّ وَأَنْ يَأْمُرَ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنْ يَعْمَلُوا بِهِنَّ وَكَادَ أَنْ يُبْطِئَ فَقَالَ لَهُ عِيسَى إِنَّكَ قَدْ أُمِرْتَ بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ أَنْ تَعْمَلَ بِهِنَّ وَتَأْمُرَ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنْ يَعْمَلُوا بِهِنَّ فَإِمَّا أَنْ تُبَلِّغَهُنَّ وَإِمَّا أَنْ أُبَلِّغَهُنَّ فَقَالَ يَا أَخِي إِنِّي أَخْشَى إِنْ سَبَقْتَنِي أَنْ أُعَذَّبَ أَوْ يُخْسَفَ بِي قَالَ فَجَمَعَ يَحْيَى بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ حَتَّى امْتَلَأَ الْمَسْجِدُ فَقُعِدَ عَلَى الشُّرَفِ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ
Dari Al Harits Al Asy’ari sesungguhnya Nabi Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Allah ‘Azzawajalla memerintahkan Yahya bin Zakariya ‘alaihissalam dengan lima kalimat agar diamalkan, dan memerintahkan Bani Isra`il agar mereka mengamalkannya. Namun Yahya hampir saja memperlambatnya.
Lalu ‘Isa berkata kepadanya, ‘Sesungguhnya kamu kamu diperintahkan dengan lima kalimat, agar kamu mengamalkannya, juga kamu perintahkan kepada Bani Isra`il mengamalkannya. Sekarang kamu yang menyampaikan, atau saya yang menyampaikannya.’ Lalu dia berkata; ‘Wahai saudaraku, sesungguhnya saya takut jika kamu mendahuluiku niscaya saya akan disiksa atau ditenggelamkan’.” (Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam) bersabda: “lalu Yahya mengumpulkan Bani Isra`il di Baitul Maqdis, sampai masjid itu menjadi penuh, dia duduk pada tempat imam, memuji Allah kemudian berkata:
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَمَرَنِي بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ أَنْ أَعْمَلَ بِهِنَّ وَآمُرَكُمْ أَنْ تَعْمَلُوا بِهِنَّ أَوَّلُهُنَّ أَنْ تَعْبُدُوا اللَّهَ لَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ مَثَلُ رَجُلٍ اشْتَرَى عَبْدًا مِنْ خَالِصِ مَالِهِ بِوَرِقٍ أَوْ ذَهَبٍ فَجَعَلَ يَعْمَلُ وَيُؤَدِّي غَلَّتَهُ إِلَى غَيْرِ سَيِّدِهِ فَأَيُّكُمْ سَرَّهُ أَنْ يَكُونَ عَبْدُهُ كَذَلِكَ وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ خَلَقَكُمْ وَرَزَقَكُمْ فَاعْبُدُوهُ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
‘Allah ‘Azzawajalla telah memerintahkan kepadaku agar mengamalkan lima hal dan agar kalian juga mengamalkannya. Yang pertama adalah: kalian menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَمَرَنِي بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ أَنْ أَعْمَلَ بِهِنَّ وَآمُرَكُمْ أَنْ تَعْمَلُوا بِهِنَّ أَوَّلُهُنَّ أَنْ تَعْبُدُوا اللَّهَ لَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ مَثَلُ رَجُلٍ اشْتَرَى عَبْدًا مِنْ خَالِصِ مَالِهِ بِوَرِقٍ أَوْ ذَهَبٍ فَجَعَلَ يَعْمَلُ وَيُؤَدِّي غَلَّتَهُ إِلَى غَيْرِ سَيِّدِهِ فَأَيُّكُمْ سَرَّهُ أَنْ يَكُونَ عَبْدُهُ كَذَلِكَ وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ خَلَقَكُمْ وَرَزَقَكُمْ فَاعْبُدُوهُ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
‘Allah ‘Azzawajalla telah memerintahkan kepadaku agar mengamalkan lima hal dan agar kalian juga mengamalkannya. Yang pertama adalah: kalian menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.
Permisalan hal itu adalah sebagaimana seseorang yang membeli seorang budak dari hartanya dengan sejumlah uang atau dari emas, sialnya budak itu bekerja dan mengerjakan pekerjaanya kepada selain tuannya, maka siapa yang merasa senang dengan hal itu?. Sesungguhnya Allah ‘Azzawajalla telah menciptakan kalian, memberi rizki kepada kalian, sembahlah Dia dan janganlah kalian menyekutukan dengan sesuatupun.
وَآمُرُكُمْ بِالصَّلَاةِ فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْصِبُ وَجْهَهُ لِوَجْهِ عَبْدِهِ مَا لَمْ يَلْتَفِتْ فَإِذَا صَلَّيْتُمْ فَلَا تَلْتَفِتُوا
Saya perintahkan kepada kalian untuk shalat. Sesungguhnya Allah ‘Azzawajalla menghadapkan wajah-Nya kepada wajah hamba-Nya, selama dia tidak menoleh. Jika kalian shalat, janganlah kalian menoleh.
وَآمُرُكُمْ بِالصِّيَامِ فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ مَعَهُ صُرَّةٌ مِنْ مِسْكٍ فِي عِصَابَةٍ كُلُّهُمْ يَجِدُ رِيحَ الْمِسْكِ وَإِنَّ خُلُوفَ فَمِ الصَّائِمِ عِنْدَ اللَّهِ أَطْيَبُ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
Saya perintahkan kepada kalian untuk berpuasa, permisalah hal itu adalah sebagaimana seseorang yang membawa sebotol minyak wangi pada sekelompok orang semunya merasakan bau wangi tersebut. Bau harum mulut orang yang sedang berpuasa di sisi Allah itu lebih harum daripada bau kasturi.
وَآمُرُكُمْ بِالصَّدَقَةِ فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ أَسَرَهُ الْعَدُوُّ فَشَدُّوا يَدَيْهِ إِلَى عُنُقِهِ وَقَدَّمُوهُ لِيَضْرِبُوا عُنُقَهُ فَقَالَ هَلْ لَكُمْ أَنْ أَفْتَدِيَ نَفْسِي مِنْكُمْ فَجَعَلَ يَفْتَدِي نَفْسَهُ مِنْهُمْ بِالْقَلِيلِ وَالْكَثِيرِ حَتَّى فَكَّ نَفْسَهُ
Saya perintahkan kepada kalian untuk bersedekah. Sesungguhnya permisalan hal itu adalah seseorang yang ditawan musuh, lalu dia mengikatnya kedua tangannya pada lehernya, dan diletakkan di hadapannya untuk dibunuh. Lalu dia mengajukan penawaran, ‘Apakah kalian mau jika saya menebus diri saya dari kalian? ‘ Lalu dia menebus dirinya dengan sesuatu yang sedikit dan yang banyak sehingga dirinya bisa bebas.
وَآمُرُكُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ كَثِيرًا وَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ طَلَبَهُ الْعَدُوُّ سِرَاعًا فِي أَثَرِهِ فَأَتَى حِصْنًا حَصِينًا فَتَحَصَّنَ فِيهِ وَإِنَّ الْعَبْدَ أَحْصَنُ مَا يَكُونُ مِنْ الشَّيْطَانِ إِذَا كَانَ فِي ذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Saya perintahkan kepada kalian untuk berdzikir kepada Allah ‘Azzawajalla yang banyak. Permisalan hal itu adalah sebagaimana seseorang yang musuhnya mengejarnya dengan cepat lalu dia mendapatkan benteng yang kokoh, dijadikannya benteng itu untuk tempat berlindung. Sesungguhnya seorang hamba lebih dapat terjaga dari setan jika dia dalam keadaan berdzikir kepada Allah ‘Azzawajalla.”
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا آمُرُكُمْ بِخَمْسٍ اللَّهُ أَمَرَنِي بِهِنَّ بِالْجَمَاعَةِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَالْهِجْرَةِ وَالْجِهَادِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
Lalu Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Saya perintahkan kalian dengan lima hal yang Allah telah perintahkan kepadaku: jama’ah, mendengar, taat, hijrah dan jihad di jalan Allah.” HR Ahmad 16542, shahih.
الْفُضَيْل يَقُولُ: ” خَيْرُ الْعَمَلِ أَخْفَاهُ، وَأَمْنَعُهُ مِنَ الشَّيْطَانِ، وَأَبْعَدُهُ مِنَ الرِّيَاءِ “
Fudhail bin ‘Iyadh berkata, “Amal terbaik adalah yang paling tersembunyi, paling mampu mencegah dari setan, dan paling jauh dari riya`.” Riwayat Baihaqi dalam Syu’abul Iman 6495.
DZIKIR MERUPAKAN HIASAN BAGI MAJLIS
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ قَوْمٍ يَقُومُونَ مِنْ مَجْلِسٍ لَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ فِيهِ إِلَّا قَامُوا عَنْ مِثْلِ جِيفَةِ حِمَارٍ وَكَانَ لَهُمْ حَسْرَةً
Dari Abu Hurairah ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah suatu kaum bangkit dari tempat duduknya, dan mereka tidak menyebut nama Allah dalam majlis tersebut, melainkan mereka seperti bangun dari tempat yang semisal dengan bangkai himar, dan kelak menjadi penyesalan baginya (di akhirat).” HR Abu Dawud 4214, shahih.
5. DZIKIR ADALAH PENYELAMAT TERKUAT DARI ADZAB
عَنْ زِيَادِ بْنِ أَبِي زِيَادٍ مَوْلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَيَّاشِ بْنِ أَبِي رَبِيعَةَ أَنَّهُ بَلَغَهُ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ أَنَّهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ عَمَلًا قَطُّ أَنْجَى لَهُ مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ
Dari Ziyad bin Abu Ziyad budak ‘Abdullah bin ‘Ayyasy bin Abu Robi’ah, bahwasanya ada yang menyampaikan padanya dari Mu’adz bin Jabal berkata; Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda; “Tidak ada suatu amalan yang dilakukan oleh seorang manusia yang lebih bisa menyelematannya dari adzab Allah melebihi dzikir.” HR Ahmad 21064, dinilai shahih oleh Syaikh Albani (Shahihul Jami’ 5644)
6. DZIKIR MENENANGKAN HATI
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ .الرعد : 28
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka tenang dengan dzikir kepada Alloh. Ingatlah, hanya dengan dzikrullah hati-hati menjadi tenang.”
7. DZIKIR MEMBEBASKAN DARI LA’NAT ALLOH
أَبو هُرَيْرَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَلَا إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ
Abu Hurairah berkata: aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: ” Ketahuilah sesungguhnya dunia itu terlaknat dan segala isinya pun juga terlaknat, kecuali dzikir kepada Allah dan apa yang berkaitan dengannya, dan orang yang alim atau orang yang belajar.” HR Tarmidzi 2244, hadits shahih.
8. SELAIN DZIKIR BERARTI SIA-SIA
عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ قَالَ : رَأَيْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللهِ وَجَابِرَ بْنَ عُمَيْرٍ الأَنْصَارِيَّيْنِ يَرْمِيَانِ ، فَمَلَّ أَحَدُهُمَا فَجَلَسَ فَقَالَ الآخَرُ : كَسِلْتَ ؟ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : كُلُّ شَيْءٍ لَيْسَ مِنْ ذِكْرِ اللهِ فَهُوَ لَغْوٌ وَلَهْوٌ إِلاَّ أَرْبَعَةَ خِصَالٍ : مَشْيٌ بَيْنَ الْغَرَضَيْنِ ، وَتَأْدِيبُهُ فَرَسَهُ ، وَمُلاَعَبَتُهُ أَهْلَهُ ، وَتَعْلِيمُ السَّبَّاحَةِ
Dari ‘Atha` bin Abi Rabah berkata, “Aku melihat Jabir bin ‘Abdillah dan Jabir bin ‘Umair yang keduanya Anshari, sedang memanah. Lalu salah satu dari keduanya duduk, maka ditegur oleh yang lain: Kau telah malas? Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Segala sesuatu yang tidak termasuk dzikir kepada Alloh, maka itu sia-sia dan permainan belaka, selain 4 hal yaitu: berjalan antara dua sasaran panah (tempat berlatih memanah), melatih kudanya, mula’abah (sendau gurau) dengan istrinya, dan mengajari berenang.” HR Nasa`i dalam al-Kubra 8891, shahih.
9. DZIKIR ADALAH AMAL YANG RINGAN
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ فَأَخْبِرْنِي بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ قَالَ لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ
Dari ‘Abdullah bin Busr radliallahu ‘anhu bahwa seorang laki-laki berkata; wahai rasulullah, sesungguhnya syari’at-syari’at Islam telah banyak yang menjadi kewajibanku, maka beritahukan kepadaku sesuatu yang dapat aku jadikan sebagai pegangan! Beliau bersabda: “Hendaknya senantiasa lidahmu basah karena berdzikir kepada Allah.” Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib dari sisi ini. HR Tarmidzi 3297, shahih.
Hadits ini diriwayatkan juga dengan redaksi lain yaitu bahwa seorang Arab badui bertanya kepada Rasulullah saw: Amal apa yang paling utama? Maka beliau menjawab: أَنْ تُفَارِقَ الدُّنْيَا وَلِسَانُكَ رَطْبٌ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ : “Anda meninggalkan dunia dalam keadaan lidahmu basah dengan dzikir kepada Alloh.” HR Baghawi dalam Syarhus Sunnah 1245, Ibnul Ja’d dalam Musnad–nya 3431, dan Abu Nu’aim 6/1113.
10. AHLI DZIKIR ADALAH WALI ALLOH SWT.
Rasulullah saw bersabda:
أولياء الله تعالى : الذين إذا رءوا ذكر الله تعالى ( الحكيم ) عن ابن عباس ( حسن )
“Para wali Alloh adalah orang-orang yang jika dilihat, (menyebabkan orang yang melihatnya) ingat kepada Alloh Ta’ala.” HR Hakim Tarmidzi dari hadits Ibnu ‘Abbas ra; hadits hasan (Shahihul Jami’ 2557)
11. DZIKIR DI DALAM MASJID
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسًا فِي الْمَسْجِدِ وَأَصْحَابُهُ مَعَهُ إِذْ جَاءَ أَعْرَابِيٌّ فَبَالَ فِي الْمَسْجِدِ فَقَالَ أَصْحَابُهُ مَهْ مَهْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُزْرِمُوهُ دَعُوهُ ثُمَّ دَعَاهُ فَقَالَ لَهُ إِنَّ هَذِهِ الْمَسَاجِدَ لَا تَصْلُحُ لِشَيْءٍ مِنْ الْقَذَرِ وَالْبَوْلِ وَالْخَلَاءِ أَوْ كَمَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا هِيَ لِقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ وَذِكْرِ اللَّهِ وَالصَّلَاةِ
Dari Anas Bin Malik berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam sedang duduk di masjid dengan para sahabatnya. Tiba-tiba datang orang badui dan kencing di masjid. Para sahabat nabi berujar, “Tahan, tahan!”. Lalu Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian hentikan, biarkan saja”. Merekapun membiarkannya, lalu Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam hanya mengatakan kepadanya, “Masjid ini, tidak seyogianya dikotori dengan kotoran, kencing dan air besar” -atau sepertinya nabi bersabda- “Hanyasanya masjid diperuntukkan unutk membaca al-qur’an, dzikir kepada Allah dan shalat”. HR Ahmad 12515, shahih.
FADHILAH MELAZIMI DZIKIR
عَنْ كَرِيمَةَ ابْنَةِ الْحَسْحَاسِ الْمُزَنِيَّةِ أَنَّهَا حَدَّثَتْهُ قَالَتْ حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ وَنَحْنُ فِي بَيْتِ هَذِهِ يَعْنِي أُمَّ الدَّرْدَاءِ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْثُرُ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ أَنَا مَعَ عَبْدِي مَا ذَكَرَنِي وَتَحَرَّكَتْ بِي شَفَتَاهُ
Dari Karimah binti Al Hashas Al Muzaniyah bahwasanya ia menceritakan kepadanya; Abu Hurairah menceritakan kepada kami ketika kami berada di rumah ini -yaitu rumah Ummu Darda`-, bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meriwayatkan dari Rabbnya ‘azza wajalla, Dia berfirman: “Aku akan bersama hamba-Ku selama ia mengingat-Ku, dan kedua bibirnya bergerak untuk berdzikir kepada-Ku.” HR Ahmad 10553, dengan isnad shahih4.
FADHILAH DZIKIR DALAM KESEPIAN
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ‘ibadah kepada Rabbnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah; mereka tidak bertemu kecuali karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’, dan seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, serta seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri hingga kedua matanya basah karena menangis.” HR Bukhari 620.
FADHILAH MAJLIS DZIKIR
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَعَالَى مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَعِيلَ وَلَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ منْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً
Dari Anas bin Malik ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh, aku duduk bersama kaum yang berdzikir kepada Allah Ta’ala dari shalat Subuh hingga terbit matahari lebih aku sukai daripada aku membebaskan empat anak Isma’il. Dan sungguh aku duduk bersama suatu kaum yang berdzikir kepada Allah dari Shalat ‘Ashar hingga matahari tenggelam adalah lebih aku sukai daripada aku membebaskan empat orang budak.” HR Abu Dawud 3182, shahih.
FADHILAH DZIKIR SAAT ORANG-ORANG LALAI
عن كعب قال إن من خير العمل سبحة الحديث وإن من شر العمل التحذيف قال قلت يا أبا عَبد الرحمن ما سبحة الحديث قال يسبح الرجل والقوم يتحدثون قلت وما التحذيف قال يكون الرجل بخير فإذا سئلوا قالوا بشر.
Ka’b berkata, “Sungguh termasuk amal terbaik adalah subhatul hadits (shalat sunnah saat perbincangan), dan sungguh termasuk amal terburuk adalah tahdzif (menghapus).” Ditanyakan: Wahai Abu ‘Abdir Rahman, apa itu subhatul hadits? Dia menjawab, “Seorang lelaki shalat sunnah sementara orang-orang berbincang-bincang.” Ditanyakan: “Apa itu tahdzif?” Dia menjawab, “Seseorang dalam kondisi sehat/baik, namun saat orang-orang ditanya (tentangnya) mereka jawab: kondisinya tidak baik.” Riwayat Abu Nu’aim 6/21.
FADHILAH MATI DALAM KEADAAN DZIKIR
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ سَمِعَهُ يَقُولُ: سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ ؟ قَالَ: ” أَنْ تَمُوتَ وَلِسَانُكَ رَطْبٌ مِنْ ذِكْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ “
Dari Mu’adz bin Jabal, dia bertanya kepada Nabi saw: Amal apa yang paling dicintai oleh Alloh ‘Azza wa Jalla? Beliau menjawab, “Anda mati dalam keadaan lisanmu basah dengan dzikir kepada Alloh ‘Azza wa Jalla.” HR Baihaqi dalam Syu’abul Iman 513, hadits hasan.
وَآمُرُكُمْ بِالصَّلَاةِ فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْصِبُ وَجْهَهُ لِوَجْهِ عَبْدِهِ مَا لَمْ يَلْتَفِتْ فَإِذَا صَلَّيْتُمْ فَلَا تَلْتَفِتُوا
Saya perintahkan kepada kalian untuk shalat. Sesungguhnya Allah ‘Azzawajalla menghadapkan wajah-Nya kepada wajah hamba-Nya, selama dia tidak menoleh. Jika kalian shalat, janganlah kalian menoleh.
وَآمُرُكُمْ بِالصِّيَامِ فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ مَعَهُ صُرَّةٌ مِنْ مِسْكٍ فِي عِصَابَةٍ كُلُّهُمْ يَجِدُ رِيحَ الْمِسْكِ وَإِنَّ خُلُوفَ فَمِ الصَّائِمِ عِنْدَ اللَّهِ أَطْيَبُ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
Saya perintahkan kepada kalian untuk berpuasa, permisalah hal itu adalah sebagaimana seseorang yang membawa sebotol minyak wangi pada sekelompok orang semunya merasakan bau wangi tersebut. Bau harum mulut orang yang sedang berpuasa di sisi Allah itu lebih harum daripada bau kasturi.
وَآمُرُكُمْ بِالصَّدَقَةِ فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ أَسَرَهُ الْعَدُوُّ فَشَدُّوا يَدَيْهِ إِلَى عُنُقِهِ وَقَدَّمُوهُ لِيَضْرِبُوا عُنُقَهُ فَقَالَ هَلْ لَكُمْ أَنْ أَفْتَدِيَ نَفْسِي مِنْكُمْ فَجَعَلَ يَفْتَدِي نَفْسَهُ مِنْهُمْ بِالْقَلِيلِ وَالْكَثِيرِ حَتَّى فَكَّ نَفْسَهُ
Saya perintahkan kepada kalian untuk bersedekah. Sesungguhnya permisalan hal itu adalah seseorang yang ditawan musuh, lalu dia mengikatnya kedua tangannya pada lehernya, dan diletakkan di hadapannya untuk dibunuh. Lalu dia mengajukan penawaran, ‘Apakah kalian mau jika saya menebus diri saya dari kalian? ‘ Lalu dia menebus dirinya dengan sesuatu yang sedikit dan yang banyak sehingga dirinya bisa bebas.
وَآمُرُكُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ كَثِيرًا وَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ طَلَبَهُ الْعَدُوُّ سِرَاعًا فِي أَثَرِهِ فَأَتَى حِصْنًا حَصِينًا فَتَحَصَّنَ فِيهِ وَإِنَّ الْعَبْدَ أَحْصَنُ مَا يَكُونُ مِنْ الشَّيْطَانِ إِذَا كَانَ فِي ذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Saya perintahkan kepada kalian untuk berdzikir kepada Allah ‘Azzawajalla yang banyak. Permisalan hal itu adalah sebagaimana seseorang yang musuhnya mengejarnya dengan cepat lalu dia mendapatkan benteng yang kokoh, dijadikannya benteng itu untuk tempat berlindung. Sesungguhnya seorang hamba lebih dapat terjaga dari setan jika dia dalam keadaan berdzikir kepada Allah ‘Azzawajalla.”
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا آمُرُكُمْ بِخَمْسٍ اللَّهُ أَمَرَنِي بِهِنَّ بِالْجَمَاعَةِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَالْهِجْرَةِ وَالْجِهَادِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
Lalu Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Saya perintahkan kalian dengan lima hal yang Allah telah perintahkan kepadaku: jama’ah, mendengar, taat, hijrah dan jihad di jalan Allah.” HR Ahmad 16542, shahih.
الْفُضَيْل يَقُولُ: ” خَيْرُ الْعَمَلِ أَخْفَاهُ، وَأَمْنَعُهُ مِنَ الشَّيْطَانِ، وَأَبْعَدُهُ مِنَ الرِّيَاءِ “
Fudhail bin ‘Iyadh berkata, “Amal terbaik adalah yang paling tersembunyi, paling mampu mencegah dari setan, dan paling jauh dari riya`.” Riwayat Baihaqi dalam Syu’abul Iman 6495.
DZIKIR MERUPAKAN HIASAN BAGI MAJLIS
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ قَوْمٍ يَقُومُونَ مِنْ مَجْلِسٍ لَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ فِيهِ إِلَّا قَامُوا عَنْ مِثْلِ جِيفَةِ حِمَارٍ وَكَانَ لَهُمْ حَسْرَةً
Dari Abu Hurairah ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah suatu kaum bangkit dari tempat duduknya, dan mereka tidak menyebut nama Allah dalam majlis tersebut, melainkan mereka seperti bangun dari tempat yang semisal dengan bangkai himar, dan kelak menjadi penyesalan baginya (di akhirat).” HR Abu Dawud 4214, shahih.
5. DZIKIR ADALAH PENYELAMAT TERKUAT DARI ADZAB
عَنْ زِيَادِ بْنِ أَبِي زِيَادٍ مَوْلَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَيَّاشِ بْنِ أَبِي رَبِيعَةَ أَنَّهُ بَلَغَهُ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ أَنَّهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ عَمَلًا قَطُّ أَنْجَى لَهُ مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ
Dari Ziyad bin Abu Ziyad budak ‘Abdullah bin ‘Ayyasy bin Abu Robi’ah, bahwasanya ada yang menyampaikan padanya dari Mu’adz bin Jabal berkata; Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda; “Tidak ada suatu amalan yang dilakukan oleh seorang manusia yang lebih bisa menyelematannya dari adzab Allah melebihi dzikir.” HR Ahmad 21064, dinilai shahih oleh Syaikh Albani (Shahihul Jami’ 5644)
6. DZIKIR MENENANGKAN HATI
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ .الرعد : 28
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka tenang dengan dzikir kepada Alloh. Ingatlah, hanya dengan dzikrullah hati-hati menjadi tenang.”
7. DZIKIR MEMBEBASKAN DARI LA’NAT ALLOH
أَبو هُرَيْرَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَلَا إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ
Abu Hurairah berkata: aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: ” Ketahuilah sesungguhnya dunia itu terlaknat dan segala isinya pun juga terlaknat, kecuali dzikir kepada Allah dan apa yang berkaitan dengannya, dan orang yang alim atau orang yang belajar.” HR Tarmidzi 2244, hadits shahih.
8. SELAIN DZIKIR BERARTI SIA-SIA
عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ قَالَ : رَأَيْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللهِ وَجَابِرَ بْنَ عُمَيْرٍ الأَنْصَارِيَّيْنِ يَرْمِيَانِ ، فَمَلَّ أَحَدُهُمَا فَجَلَسَ فَقَالَ الآخَرُ : كَسِلْتَ ؟ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : كُلُّ شَيْءٍ لَيْسَ مِنْ ذِكْرِ اللهِ فَهُوَ لَغْوٌ وَلَهْوٌ إِلاَّ أَرْبَعَةَ خِصَالٍ : مَشْيٌ بَيْنَ الْغَرَضَيْنِ ، وَتَأْدِيبُهُ فَرَسَهُ ، وَمُلاَعَبَتُهُ أَهْلَهُ ، وَتَعْلِيمُ السَّبَّاحَةِ
Dari ‘Atha` bin Abi Rabah berkata, “Aku melihat Jabir bin ‘Abdillah dan Jabir bin ‘Umair yang keduanya Anshari, sedang memanah. Lalu salah satu dari keduanya duduk, maka ditegur oleh yang lain: Kau telah malas? Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Segala sesuatu yang tidak termasuk dzikir kepada Alloh, maka itu sia-sia dan permainan belaka, selain 4 hal yaitu: berjalan antara dua sasaran panah (tempat berlatih memanah), melatih kudanya, mula’abah (sendau gurau) dengan istrinya, dan mengajari berenang.” HR Nasa`i dalam al-Kubra 8891, shahih.
9. DZIKIR ADALAH AMAL YANG RINGAN
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ فَأَخْبِرْنِي بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ قَالَ لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ
Dari ‘Abdullah bin Busr radliallahu ‘anhu bahwa seorang laki-laki berkata; wahai rasulullah, sesungguhnya syari’at-syari’at Islam telah banyak yang menjadi kewajibanku, maka beritahukan kepadaku sesuatu yang dapat aku jadikan sebagai pegangan! Beliau bersabda: “Hendaknya senantiasa lidahmu basah karena berdzikir kepada Allah.” Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib dari sisi ini. HR Tarmidzi 3297, shahih.
Hadits ini diriwayatkan juga dengan redaksi lain yaitu bahwa seorang Arab badui bertanya kepada Rasulullah saw: Amal apa yang paling utama? Maka beliau menjawab: أَنْ تُفَارِقَ الدُّنْيَا وَلِسَانُكَ رَطْبٌ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ : “Anda meninggalkan dunia dalam keadaan lidahmu basah dengan dzikir kepada Alloh.” HR Baghawi dalam Syarhus Sunnah 1245, Ibnul Ja’d dalam Musnad–nya 3431, dan Abu Nu’aim 6/1113.
10. AHLI DZIKIR ADALAH WALI ALLOH SWT.
Rasulullah saw bersabda:
أولياء الله تعالى : الذين إذا رءوا ذكر الله تعالى ( الحكيم ) عن ابن عباس ( حسن )
“Para wali Alloh adalah orang-orang yang jika dilihat, (menyebabkan orang yang melihatnya) ingat kepada Alloh Ta’ala.” HR Hakim Tarmidzi dari hadits Ibnu ‘Abbas ra; hadits hasan (Shahihul Jami’ 2557)
11. DZIKIR DI DALAM MASJID
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسًا فِي الْمَسْجِدِ وَأَصْحَابُهُ مَعَهُ إِذْ جَاءَ أَعْرَابِيٌّ فَبَالَ فِي الْمَسْجِدِ فَقَالَ أَصْحَابُهُ مَهْ مَهْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُزْرِمُوهُ دَعُوهُ ثُمَّ دَعَاهُ فَقَالَ لَهُ إِنَّ هَذِهِ الْمَسَاجِدَ لَا تَصْلُحُ لِشَيْءٍ مِنْ الْقَذَرِ وَالْبَوْلِ وَالْخَلَاءِ أَوْ كَمَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا هِيَ لِقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ وَذِكْرِ اللَّهِ وَالصَّلَاةِ
Dari Anas Bin Malik berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam sedang duduk di masjid dengan para sahabatnya. Tiba-tiba datang orang badui dan kencing di masjid. Para sahabat nabi berujar, “Tahan, tahan!”. Lalu Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian hentikan, biarkan saja”. Merekapun membiarkannya, lalu Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam hanya mengatakan kepadanya, “Masjid ini, tidak seyogianya dikotori dengan kotoran, kencing dan air besar” -atau sepertinya nabi bersabda- “Hanyasanya masjid diperuntukkan unutk membaca al-qur’an, dzikir kepada Allah dan shalat”. HR Ahmad 12515, shahih.
FADHILAH MELAZIMI DZIKIR
عَنْ كَرِيمَةَ ابْنَةِ الْحَسْحَاسِ الْمُزَنِيَّةِ أَنَّهَا حَدَّثَتْهُ قَالَتْ حَدَّثَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ وَنَحْنُ فِي بَيْتِ هَذِهِ يَعْنِي أُمَّ الدَّرْدَاءِ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْثُرُ عَنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ أَنَا مَعَ عَبْدِي مَا ذَكَرَنِي وَتَحَرَّكَتْ بِي شَفَتَاهُ
Dari Karimah binti Al Hashas Al Muzaniyah bahwasanya ia menceritakan kepadanya; Abu Hurairah menceritakan kepada kami ketika kami berada di rumah ini -yaitu rumah Ummu Darda`-, bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meriwayatkan dari Rabbnya ‘azza wajalla, Dia berfirman: “Aku akan bersama hamba-Ku selama ia mengingat-Ku, dan kedua bibirnya bergerak untuk berdzikir kepada-Ku.” HR Ahmad 10553, dengan isnad shahih4.
FADHILAH DZIKIR DALAM KESEPIAN
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ‘ibadah kepada Rabbnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah; mereka tidak bertemu kecuali karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’, dan seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, serta seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri hingga kedua matanya basah karena menangis.” HR Bukhari 620.
FADHILAH MAJLIS DZIKIR
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَعَالَى مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَعِيلَ وَلَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ منْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً
Dari Anas bin Malik ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh, aku duduk bersama kaum yang berdzikir kepada Allah Ta’ala dari shalat Subuh hingga terbit matahari lebih aku sukai daripada aku membebaskan empat anak Isma’il. Dan sungguh aku duduk bersama suatu kaum yang berdzikir kepada Allah dari Shalat ‘Ashar hingga matahari tenggelam adalah lebih aku sukai daripada aku membebaskan empat orang budak.” HR Abu Dawud 3182, shahih.
FADHILAH DZIKIR SAAT ORANG-ORANG LALAI
عن كعب قال إن من خير العمل سبحة الحديث وإن من شر العمل التحذيف قال قلت يا أبا عَبد الرحمن ما سبحة الحديث قال يسبح الرجل والقوم يتحدثون قلت وما التحذيف قال يكون الرجل بخير فإذا سئلوا قالوا بشر.
Ka’b berkata, “Sungguh termasuk amal terbaik adalah subhatul hadits (shalat sunnah saat perbincangan), dan sungguh termasuk amal terburuk adalah tahdzif (menghapus).” Ditanyakan: Wahai Abu ‘Abdir Rahman, apa itu subhatul hadits? Dia menjawab, “Seorang lelaki shalat sunnah sementara orang-orang berbincang-bincang.” Ditanyakan: “Apa itu tahdzif?” Dia menjawab, “Seseorang dalam kondisi sehat/baik, namun saat orang-orang ditanya (tentangnya) mereka jawab: kondisinya tidak baik.” Riwayat Abu Nu’aim 6/21.
FADHILAH MATI DALAM KEADAAN DZIKIR
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ سَمِعَهُ يَقُولُ: سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ ؟ قَالَ: ” أَنْ تَمُوتَ وَلِسَانُكَ رَطْبٌ مِنْ ذِكْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ “
Dari Mu’adz bin Jabal, dia bertanya kepada Nabi saw: Amal apa yang paling dicintai oleh Alloh ‘Azza wa Jalla? Beliau menjawab, “Anda mati dalam keadaan lisanmu basah dengan dzikir kepada Alloh ‘Azza wa Jalla.” HR Baihaqi dalam Syu’abul Iman 513, hadits hasan.