Tahun 2014 adalah tahun yang 'istimewa'. Hingga akhir tahun lalu, kondisi ekonomi negara kita belum juga stabil, yang antara lain terlihat dari terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Suasana politik juga ikut memengaruhi kondisi ekonomi, terutama dengan akan diselenggarakannya pemilu legislatif dan pemilihan presiden pada tahun ini. Simak tanya jawab berikut jika Anda ingin berinvestasi aman di tahun 2014:
Akankah dua pemilu (pemilu legislatif dan pilpres) ikut memengaruhi kondisi ekonomi kita?
Tahun 2014 akan berbeda dengan tahun 2008, sebab akan ada pergantian Presiden. Di tahun 2008, sebagian besar pemain saham dan investor masih yakin bahwa Presiden terpilih adalah Presiden yang sama dari periode sebelumnya. Jadi mereka tidak mengambil tindakan agresif sehingga kondisi ekonomi cenderung stabil. Tetapi tahun ini, dengan pergantian pemimpin dan legislatif, sepertinya para pelaku ekonomi akan lebih menerapkan strategi 'wait and see'.
Mereka akan menunggu sampai Presiden baru terpilih dan melihat dulu kondisi politik Indonesia. Itulah sebabnya pertumbuhan ekonomi cenderung sangat lambat dan mungkin kurang stabil. Selain itu, kemungkinan masih ada kenaikan harga di tahun ini, terutama harga bahan-bahan dasar yang berhubungan dengan rumah tangga, seperti gas, sembako, dan BBM. Kenaikan harga ini selalu berbanding lurus dengan inflasi dan terkait isu pemilu.
Strategi apa yang harus diterapkan bila akan berinvestasi pada tahun ini?
Kita harus berhati-hati bila akan melakukan transaksi besar, termasuk investasi. Jangan percaya dengan investasi dengan iming-iming Anda akan mendapat keuntungan berkali lipat bila di A atau B menjadi penguasa baru di 2014. Berinvestasilah dengan jenis investasi yang dilindungi UU, misal deposito, reksadana, atau saham. Jadi siapa pun pemimpinnya nanti, investasi Anda akan dilindungi negara. Kebijakan dalam UU ini bisa saja berubah, tapi investasi Anda tetap terjamin.
Jenis investasi apa yang menjadi primadona di 2014?
Investasi itu harus dilihat dari tujuannya, untuk apa. Komponen tujuan investasi adalah: apa, berapa, dan kapan. Sebab, setiap orang memiliki tujuan masing-masing dalam berinvestasi. Prinsipnya, Anda harus tahu dulu apa tujuan Anda berinvestasi agar tidak mubazir. Misalnya, untuk dana pensiun, Anda bisa memilih reksadana atau membeli emas logam mulia, karena dalam 10 atau 15 tahun ke depan pasti nilainya naik. Atau bila anak akan bersekolah ke luar negeri, Anda bisa mulai berinvestasi dalam dolar. Tapi bila ada duit 'nganggur', misalnya warisan atau dana yang tidak ada tujuan spesifik, Anda bisa berinvestasi di deposito. Sebab, tahun ini suku bunga Indonesia (SBI) akan naik.
Sekadar saran, bila ingin berinvestasi deposito di tahun ini, pilih yang jangka pendek (bulanan) saja, sebab bila memilih tahunan, rate nilai deposito Anda tidak akan disesuaikan dengan kenaikan SBI di tahun berikutnya.
Khusus untuk tahun 2014, sepertinya investasi properti akan stagnan dan kurang menguntungkan. Sebab, SBI yang terus naik membuat orang lebih suka menyimpan dananya di deposito, sehingga permintaan akan properti menurun. Tetapi hal ini tidak membuat harga properti lantas menukik turun. Tidak tertutup kemungkinan harga properti justru akan naik lagi. Jadi, bila Anda memiliki investasi properti, sebaiknya tahan dulu, jangan buru-buru dijual. Tahan dulu juga untuk membeli properti.
(Monika Erika)
Konsultan: Alemantis, CFP, financial planner dari QM Financial.
Keutamaan Memperingati Maulid Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam
* بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ* * السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه* * اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى س...
-
Islam (Arab: al-islām, الإسلام : "berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Agama in...
-
Benarkah bahwa manusia itu berasal dari kera? Pastinya kita akan protes keras. Bahkan dengan segenap sumpah akan menyangkalnya. Tak ada ...