Bagi
pria jika ada yang keliatan njendol di samping bagian pinggangnya, sudah dapat ditebak,
itu pasti hp yang terikat di tali sabuknya. Tapi kemarin ada seorang
kawan yang jendolnya mencurigakan karena agak memanjang ke atas.
Ketika ditanya, “bawa apaan itu di pinggang?”. Spontan dia
jawab, “palu mas”. “Hah, palu? Buat apa?,” lalu kawan itu pun
menjawab, “buat getok tomcat.” Ealah...
Tomcat.
Ya, nama serangga ini memang tengah naik daun. Popularitasnya nyaris
menyamai popularitas Nazaruddin, Nunun, KPK dan BBM. Padahal ini
tentang serangga kecil berwarna hitam berpolet merah bata. Serangga
dengan nama latin paederus
riparius
ini, konon menjadi binatang yang harus dihindari dan dipateni karena memiliki
kelenjar membahayakan. Kekuatan racunnya, kabarnya, mencapai sepuluh
kali lipat racun pada ular cobra.
Wajar,
jika serangga yang sesungguhnya lumayan imut2 dan indah ini membuat
resah masyarakat. Terutama masyarakat di Surabaya Timur yang
merasakan efeknya pertama kali. Walau tak menyengat atau menggigit,
namun kelenjar hemolympha
dalam tubuhnya yang mengandung paederine
bila mengenai kulit bisa menyebabkan penyakit yang menyerupai herpes
atau yang biasa disebut dengan dermatitis
paedrus.
Akibatnya kulit menjadi luka bagai terbakar, lalu menjadi koreng lengkap dengan isi cairannya.
Jadi
tak ada salahnya, jika ketemu binatang ini, segeralah waspada dengan pasang ketajaman mata dan telinga lalu keluarkan beberapa jurus silat. Bila perlu sambil membawa palu pun sah-sah saja. Tapi hati2 waktu getok si tomcat
cairannya jangan sampe kena kulit. Kulit anda bisa melepuh lalu anda pun akan merasakan meringis perih.
Tapi hati2 pula jangan getok pake palu si “tomcat” seperti pada gambar
disamping. Karena “tomcat” yang satu ini selain lucu juga
lumayan nakal...tauuu aja tuch tempat ngumpet paling adem....//kgm