Saat ini tidak sedikit
ibu-ibu yang ogah menyusui anaknya. Kalau alasannya masuk akal sich
no problem. Misalnya, air susunya ora ono alias dilanda musim
kemarau sehingga kering kerontang. Atau mungkin puting susu si ibu
yang cuma seifrit alias setitik, sehingga si bayi bisa kebingungan
dan kepayahan buat nenen.
Namun dari hasil survey
yang asal-asalan, bahwa si ibu tak sudi nyusuin jabang bayinya itu
lantaran ada kekhawatiran. Kekhawatirannya itu terdiri dari dua
perkara. Perkara pertama, tentu saja takut bentuknya rusak. Misalnya,
yang tadinya bentuknya lancip ke depan menjadi layu menatap bumi.
Atau yang tadinya kekar dan sintal menjadi letoy dan rayud seperti
balon dikasi air. Walaupun kekhawatiran seperti itu cuma dicari-cari, tapi tetap aja si ibu mbandel alias keras kepala.
Si ibu sepertinya
kurang memperhatikan efeknya. Bayi yang tidak dikasih ASI atau
dibiasakan mengkonsumsi susu sapi akibatnya lumayan dahsyat. Si bayi
dalam perkembangannya akan melakukan kompensasi dan terus-terusan
terobsesi untuk bisa menyusui. Dalam kondisi seperti itu, maka ia tak
bisa melihat yang namanya puting susu atau sejenisnya. Biasanya langsung saja disosor untuk dinenen.
Contohnya si Neng Londo Kacrut
tuch. Begitu lihat susu sapi langsung saja menyelinap di bawahnya.
Dia pun langsung nyosor susu segar dari sumbernya. Masabodo kalo
dia dituduh sekadar bersensasi. Bahkan tak ambil pusing kalau apa
yang dilakukannya itu mungkin sebagai ajang training persiapan memasuki
pernikahannya...hehehe maaf, punten, nuwun sewu kalo agak seronok...//kgm