Babak II pertandingan sepakbola
eksekutif Sekar Vs Manajemen segera dimulai. Gemuruh tepuk tangan
penonton sempat membuat daun2 berguguran. Teriakan2 histeris dipadu
dengan koor terompet tahun baru semakin menyemarakan suasana lapangan
Learning Center Gegerkalong, yang kalau tak ada kegiatan sungguh sepi bagai di
kuburan. Beberapa penonton yang tidak kebagian tempat terpaksa harus
menikmati pertandingan ini dari atas pohon. Bahkan tampak ada ibu2
yang nekad naik ke atas pohon untuk sekedar memberikan support pada
kedua tim.
Para pemain pun mulai nongol dari
tempat persembunyiannya. Tim Manajemen muncul dipimpin kiper Eddy K
diikuti Rinaldi sebagai striker sekaligus kapten kesebelasan.
Dibelakangnya tampak enam pemain penggempur lainnya yakni: Ermady,
Nyoman, Bobby, Rudiantara, Faisal dan Sudiro yang langsung menempati
posisi di sekitar gawang Sekar. Sementara tiga pemain lainnya Arief,
Prasetyo dan Indra, menempati posisi lapangan tengah.
Sementara dari tim Sekar dipimpin Asep
Kusnadi sebagai kiper diikuti Wisnu sebagai kapten kesebelasan.
Dibelakangnya ada Asmul, Dedy, Rusman, Muhlis, Rono, Teguh, Candra,
Mahfudin dan Nana. Semuanya tampak cengar cengir dengan senyum
direnyah-renyahin yang boleh jadi cukup menggoda ibu2 yang mau pada
pensiun. Seperti biasa tim Sekar langsung membentengi gawang kecuali
Nana yang sendirian berada di lapangan tengah.
Wasit Ipung mulai meniup terompetnya
pertanda pertandingan segera dimulai. Namun wasit lupa membawa bola
dan minta pada panitia agar diberikan bola. Panitia pun kebingungan
karena merasa tidak diberikan tanggung jawab ngurus si kulit sapi
bulat itu. Wasit Ipung mulai nunjuk2 ke tempat istirahat. Yang
maksudnya mungkin: “Cepet lari ke tempat istirahat mungkin bolanya
ketinggalan disana~!!”. Tapi ternyata disana pun bola tak jelas
juntrungannya.
Pertandingan terhenti. Pengamat bola,
Januar, melalui sound system mengimbau seluruh penonton agar mencari
si kulit bundar. Penonton sangat responsif dan mulai sibuk mencari
bola yang hanya satu2nya itu kesana-kemari. Sudah seperempat jam
menunggu dan mencari tapi tetep saja ntu bola tak juga menunjukkan
batang kulitnya. Wasit Ipung bingung sambil berpegang dagu.
Atang salah seorang penonton
mengusulkan bagaimana kalo bola diganti saja dengan buah duren.
Soalnya kebetulan dirinya baru pulang dari Tasik bawa buah duren
persis segede bola. Wasit mulai mempertimbangkan usul cerdas itu dan
memanggil kapten kedua tim. Terjadilah kompromi serius berikut ini.
Ipung: “Wasweswas...weswis
wiswus...weswes wosswoss..ochey?”
Rinaldi : “Husshass...hesshiss
hoosheesss...hiiissshuusss....how?”
Wisnu :
“Wakwekwokk...wesswiisss....hesshisshuss...wekwikwwukkk....sip
toch?”
Ipung : “Wasswesswosss...thumb!!!”
Rinaldi : “Hisshesshuss...ochey3”
Akhirnya pertandingan pun dilanjutkan
dan disepakati dengan menggunakan bola dari buah duren. Penonton
sangat senang karena pertandingan akan semakin seru dan pastinya akan
lebih mencekam donk. Sementara panitia sibuk nelpon rumah sakit agar
segera dikirim ambulance.++++N425
Pesan moral: "Tak ada rotan akar pun jadi. Pribahasa ini dapat dimanfaatkan dalam situasi apapun dan ketika berada dimana pun."
Pesan moral: "Tak ada rotan akar pun jadi. Pribahasa ini dapat dimanfaatkan dalam situasi apapun dan ketika berada dimana pun."