Pertandingan sepakbola eksekutif antara Sekar Vs Manajemen masih menyisakan satu babak. Gempuran serangan Manajemen ke gawang Sekar tak juga membuahkan gol alias nihil. Saat rehat babak pertama tampak wasit Ipung masih berdiri di lapangan tengah. Tidak tega lihat Ipung celingukan sendirian di lapangan, Ferdi pun nyamperin sekalian wawancara.
Ferdi: “Bagaimana menurut anda hasil pertandingan babak pertama?”
Ipung: “Saya bingung kang...”
Ferdi: “Loh, koq wasit bingung. Mangnya kena apa? Takut Rono yg badannya gede yaaa...”
Ipung: “Saya memang agak ngeri deket2 dia...”
Ferdi: “Takut dipukul kah?”
Ipung: “Bukan begitu. Tiap saya deket2 dia saya dipelototin dengan tangan terkepal. Daripada dapat musibah ya saya hindarin aja...”
Ferdi: “Oooch....Bagaimana menurut anda penampilan dari tim Sekar?”
Ipung: “Secara pribadi saya kecewa. Ga keliatan Sekarnya gitu loh. Harusnya Sekar berani nyerang. Mosok iyo pemainnya pada ngumpul kabeh di kandang. Fight fight fight gitu mau saya...”
Ferdi: “Tapi strateginya kan bagus demi menyelamatkan gawang?”
Ipung: “Strategi tinggal strategi, tapi harus berani ambil resiko, jangan cari selamat saja...”
Ferdi: “Satu lagi pertanyaan saya, kenapa setiap bola berada di samping kanan gawang Sekar, anda buru2 pake kacamata hitam. Sebenarnya apa yang terjadi?”
Ipung: “Ya bener. Disana silau konsentrasi saya terganggu...”
Ferdi: “Silau kena apa?”
Ipung: “Tuch, silau sama hakim garis...” (Ferdi pun melirik ke hakim garis yang ternyata dijaga Atang Suwanda yg rambutnya sisa setengah).
====N425