Kamsuy (nama samaran) salah seorang anggota TNI dari kesatuan tempur. Pekerjaannya apa lagi kalau bukan mendatangi daerah konflik. Suatu hari Kamsuy bertandang ke rumah Budi salah seorang teman SMP-nya di Padalarang. Ya, biasa sekadar ngobrol2 pengalamannya, terutama sewaktu ditugaskan di Papua.
Seperti biasa Kamsuy pergi naik angkot dari Cimahi. Selain untuk ngobrol juga ada harapan lain. Biasanya kalo pulang dari temannya itu Kamsuy suka dikasi sangu yang cukup lumayan. Maklum, Budi adalah salah seorang temannya yang dermawan dan menjadi pengusaha sukses. “Jadi lumayan lah buat nyambung hidup sampa akhir bulan,” begitu pikirnya.
Yah, namanya tentara berpangkat Kopral-II boro-boro punya mobil, motor pun sering pinjam ke tetangga. Jadi ke rumah Budi pun sudah terbiasa naik angkot dilanjutkan dengan jalan kaki menuju lokasi perumahan.
Namun tak disangka, tak diduga, sewaktu turun dari angkot jelang magrib di tempat sepi menuju perumahan temannya itu dihadang dua orang preman setempat. Preman yang satu jalan agak sempoyongan dengan pegang botol di tangan kiri dan mengepal batu bata di tangan kanannya. Persis seperti yang pernah Kamsuy temui di Papua. Sedangkan preman satunya lagi pegang senjata yang diduga pistol2an pemantik api.
Preman-1: (sambil menodongkan pistol) “Hai, bung, stop. Kami adalah perampok buronan paling dicari di negeri ini. Jadi kamu jangan macam2 ya...cepet bagi duit. Cepetan keluarkan duitnya buat nenggak nich...”
Preman-2: (mengacungkan batu bata dengan gaya slebor) “Ayo cepet mas...duit...duit...duit...sebelum batu bata ini memecahkan kepalamu!!!”
Kamsuy: “Duit...duit dari Hongkong? Enak saja minta duit...emang gua bapak lo...”
Preman-2: “Eh, ga usah pura-pura luh, ayo cepat keluarin dompetnya!!!”
Preman-1: “Atau memilih saya tembak kepalamu biar otakmu muncrat berceceran???”
Preman-2: “Mau otakmu dibikin berceceran???”
Kamsuy: “Heh, bung, silakan saja bikin otaku berceceran. Asal kalian tau yah, aku ini anggota TNI...aku ini serdadu perang....kalian tau? sebagai serdadu perang aku tidak butuh otak.. Yang aku butuhkan adalah duit. Sama seperti kalian yang dibutuhkan adalah duit...duit...duit...mengerti kalian..!!!”
(Mendengar pengakuan Kamsuy sebagai anggota TNI keduanya lemes dan gemeteran)
Preman-1: “Och, iya dech bang kalo sama2 butuh duit mah...Ya udah silahkan jalan gih...maafin ya mas...!!!”
Preman-2: “Haduh, hapunten pisan nya kang, kirain teh bukan pegawai perang...” (kemudian keduanya cepat2 berlalu memasuki gang sepi dan gelap dan Kamsuy pun meneruskan jalan kaki ke rumah Budi).
=========N425