Yah begitulah kalau nyetir saat ngantuk berat. Liat orang keliatan seperti jin. Lihat becak koq mirip bemo. Lihat pohon ternyata polisi sedang tolak pinggang. Apes dech. Gara2 nyerobot lampu kuning jadi aja di-PRIIIT!! Beginilah yang terjadi pada seorang Jurnalis Sekar (JURSEK).
Polisi: “Met malam, tolong SIM dan STNK-nya..”
JUR: “Ini pak, saya kira tadi pohon pak, eh taunya pak polisi. Lagian saya nguantuk buanged pak..”
(tanpa banyak cingcong polisi itu menuliskan data2 di lembar tilang).
Polisi: “Anda saya tilang. Ini lembar warna merah untuk sidang di Pengadilan Negeri, Jl. Martadinata. Jika tdk ada wkt utk sidang bisa dititipkan pada saya ochey?”
(lalu polisi itu dengan narsis dan cuweknya ngeloyor pergi menuju posnya meninggalkan JUR yg masih melongo terbengong-bengong).
JUR: (seperti tersadar dan mulai memanggil) “Ech pak, tunggu sebentar pak, ini ada sesuatu untuk bapak.
Polisi: (pikirnya, wah ini die pasti sesuatu banged nih, biasanya UUD) “Ada apa?”
JUR: “Ini pak ada yang perlu bpk ketahui” (JUR pun menyerahkan kartu Pers dari PWI).
Polisi: “Ealah, bapak ini, napa ga dari tadi bilang kalau bpk ini wartawan. Ya dah ini SIM dan STNK-nya. Sini Srt tilangnya. Hati2 di jln yah...”
=====N425
Pesan moral: Dari sejak zaman baheula ke zaman ORLA lalu ke dikatator ORBA hingga ke masa kini, masih tetap Polisi segan sama Pers. Entahlah, mungkin ada sesuatu yang cukup beralasan untuk dikhawatikan. Lagian emang ada aturannya orang ngantuk ditilang hehehe...