Benarkah bahwa wanita identik dengan
problem alias pembawa masalah? Setidaknya itulah pandangan seorang
mahasiswa matematika berdasarkan rumus-rumus yang dikuasainya.
Hebatnya, si dosen malah membenarkannya dengan memberi nilai A (+). Sepertinya antara si mahasiswa dengan dosen matematikanya pernah merasakan dibuat tak nyaman oleh wanita.
Hebatnya, si dosen malah membenarkannya dengan memberi nilai A (+). Sepertinya antara si mahasiswa dengan dosen matematikanya pernah merasakan dibuat tak nyaman oleh wanita.
Mungkin saja pernah dikuras dompetnya
dengan hasil cinta yang nihil. Boleh jadi pernah kenalan dg wanita di
super market sampe ngebelanjain, pas keluar dari kasir ditunggu
suaminya dan ditinggal begitu saja.
Atau malah bertepuk sebelah tangan padahal pengorbanan untuk si buah cinta sudah ampun2an. Mulai dari biaya parfum, ojek, ongkos taksi, hingga oleh2 roti bakar.
Atau malah bertepuk sebelah tangan padahal pengorbanan untuk si buah cinta sudah ampun2an. Mulai dari biaya parfum, ojek, ongkos taksi, hingga oleh2 roti bakar.
Guratan nasib yang kerap gagal bercinta
pada gilirannya ditumpahkan lewat rumus matematika seperti yang
tertulis itu. Coba saja simak dengan baik analisanya, begitu logis bukan? Tapi
sepertinya ada yang tidak beres nich dengan rumus ini. Tapi dimana
yaakkkk...Ach, daripada pusing2 mikirin rumus matematika, mending
terima mentah2 saja...Wanita=Problem=Racun Dunia...hehehe ga denk...//kgm