Sebagai Guru Matematika tak urung Ki Pentil harus menghadapi Ujian untuk kenaikan Jabatannya. Salah satu ujian yang harus dihadapinya adalah menghitung matematika persamaan.
Penguji: "Ki Pentil coba hitung dan buat persamaan matematikanya dari pertanyaan berikut: Disebutkan Usia Istri Ki Pentung saat ini adalah 21 tahun lebih tua dari anaknya. Pada 6 tahun kemudian, umur istrinya menjadi 5 kali lipat umur anaknya."
Ki Pentil: "Terus pertanyaannya apa?'
Penguji: "Pertanyaannya, berapakah umur anaknya dan dimanakah Ki Pentung sekarang berada?"
(Ki Pentil garuk-garuk kepala. Tapi sebagai guru matematika yang dikenal pemilik otak lumayan encer iapun mulai menghitung)
Dimisalkan Istrinya = I, jika 21 tahun lebih tua dari Anaknya (A).
Berarti I = A + 21
Jika 6 tahun ke depan umur Istrinya 5 kali lipat umur anaknya, maka berarti:
I + 6 = (A + 6) x 5
A + 21 + 6 = (A + 6) x 5
A + 27 = 5A + 30
27 - 30 = 5A - A
-3 = 4A
A = -3/4
Ki Pentil: "Dari hasil perhitungan saya, berarti umur anaknya sekarang - 3/4 tahun atau minus 9 bulan. Itu berarti anaknya sekarang belum lahir atau akan lahir pada 9 bulan kemudian. Jadi kesimpulannya bahwa sekarang Ki Pentung berada diatas Istrinya sedang memproduksi anak."
Penguji: "Maksud Ki Pentil?"
Ki Pentil: "Iya berarti Ki Pentung sekarang lagi 'gituan' dengan istrinya..."
Penguji: Betul sekali...Luar biasa kau..Ki..!!!
====(*nas)
Pesan Mutiara: "Kita harus menghormati masa lalu dan tak memercayai masa kini jika kita ingin mencapai masa depan yang cerah.” (Joseph Joubert (1754–1824), penulis esai asal Prancis)
Penguji: Betul sekali...Luar biasa kau..Ki..!!!
====(*nas)
Pesan Mutiara: "Kita harus menghormati masa lalu dan tak memercayai masa kini jika kita ingin mencapai masa depan yang cerah.” (Joseph Joubert (1754–1824), penulis esai asal Prancis)