Kisah ini diceritakan oleh salah seorang pengurus DPP Sekar (sumpah bukan saya) ketika sedang mengikuti Outbond dengan Manajemen di Cikole Lembang.
Menjelang maghrib seluruh peserta turun dari truk untuk berjalan bersama-sama menuju lokasi. Cipluk (nama boong-boongan) kebetulan suka pemandangan indah. Dengan HP Camera di tangannya ia pun mulai jeprat sana jepret sini mengabadikan keindahan alam.
Apes tiba-tiba hujan gede dan karuan saja lokasi disekitarnya ojol-ojol gelap gulita. Keasikan menyalurkan hobinya itu rupanya berakibat parah, karena Cipluk terlepas dari rombongan. Ia kesasar, padahal hari kian gelap.
Ia pun mulai merasakan takut yang teramat sangat, diikuti berdirinya sejumlah bulu roma.
Pada saat menyusuri pinggiran jalan sekonyong-konyong di belakang dia ia melihat mobil Colt berjalan perlahan. Tanpa pikir panjang ia pun langsung loncat naik kendaraan yang pintunya terbuka itu.
Ia pun segera duduk di jok paling depan.
Namun tiba-tiba, duh Gusti! Kenapa ini mobil kagak ada sopirnya. Cipluk semakin gemetar, merasakan mobil yang jalan sendiri. Logika nggak berlaku, ia pun segera loncat kembali dari mobil dan langsung mangpret (lari tunggang langgang) ke arah depan.
Tak berapa lama dengan nafas masih tersengal akhirnya ia pun menemukan warung remang-remang.
Dengan pakaian basah kuyup Cipluk pun berlindung di depan warung. Maksud hati ia ingin pesan segelas kopi panas. Namun beberapa detik kemudian datang tiga orang menuju warung yang sama dengan Cipluk. Ketiganya menunjuk-nunjukkan jari tangannya ke arah Cipluk.
Cipluk bengong dan ketika sudah dekat Cipluk meringis mendengar salah seorang diantaranya ngomel seraya berkata: “Tuh orangnya si kurang ajar itu, yang tadi naik mobil kita sewaktu kita dorong.”
Tanpa pikir panjang Cipluk melesat lari lagi dengan terpontang-panting.
Cipluk...Cipluk...!!!
====(*na2s)
Pesan moral: "Kesunyian adalah kawan sejati yang tak pernah berkhianat.” (Confucius (551–479 SM), filsuf, guru politik China)
Cipluk...Cipluk...!!!
====(*na2s)
Pesan moral: "Kesunyian adalah kawan sejati yang tak pernah berkhianat.” (Confucius (551–479 SM), filsuf, guru politik China)